Tapi untuk sesuatu yang ku rindu menjadi pemersatu.
Lima cinta dari bangsa yang sempurna, sari pati nusantara yang lahir begitu murninya.
Bagaimana tidak jatuh cinta seketika? Membacanya saja hati bersahaja, walau dalam duka.
Cinta, atau hanya mengaku saja?
Perbedaan perspektif yang destruktif bisa menjadi fiktif.
Sikap cikal bakal yang amoral mati olehmu yang immortal.
Kamu tak pernah terdistorsi. Kamu tau itu? Kami yang berkomparasi dan bersosialisasi di era globalisasi larut dalam asosiasi yang tinggi gengsi, sensi, dan tidak membatasi diri.
Masih saja acuh, rusuh, menganggapmu lusuh? Minoritas, ya, minoritas, aku kukuh.
Cinta, atau hanya mengaku saja?
Andai semua memperlakukanmu layaknya pemuda yang sedang jatuh cinta,
Apa cinta akan membiarkannya terluka?
Pancasila, aku rindu. Karena ku cinta.
-Binarti Fauziah-
0 komentar:
Post a Comment