Semua Serba Cepat
Long time no post!
Hi.
So awkward.
Setelah hampir 1 tahun ga ngepost, here we go!
Tahun 2018 mungkin tahun yang sama sekali ga terbayangkan akan berjalan secepat ini bagi saya.
Struggle realisasi alat tugas akhir, lulus, kerja, bisnis mulai berkembang, project sama orang yang belum saya kelarin sampe detik ini, dan project lainnya yang masih dikerjain juga, semua bikin pikiran dan pekerjaan agak bercabang. Belum lagi saya ga mungkin berhenti melakukan hobby-hobby saya walau banyak tanggung jawab lain, jadi pasti saya curi-curi waktu untuk itu juga, termasuk untuk menulis. Maka, saya sempatkan deh sekarang.
Lebih enak cape karena banyak yang harus dilakukan ketimbang cape karena diam dan bingung apa yang harus dilakukan, ya kan?!
Semua orang punya hak untuk mengambil keputusan apapun dalam hidupnya, dan punya kewajiban untuk menanggung segala resiko dari keputusan yang dia ambil tersebut.
Tapi banyak orang sekitar yang terlalu ikut campur dalam hal ini. Padahal semua punya porsinya masing-masing, tapi makin sini banyak orang yang ga menghargai itu.
Ada orang yang lulusnya lama sekali, terus orang sekitar mengomentari ini itu berdasarkan spekulasi mereka masing-masing. Padahal banyak faktor yang mungkin ga kita duga dibalik "lulus telat" nya seseorang. Bisa saja sedang mengembangkan bisnis, mengurus orang tua yang sakit, membantu perekonomian keluarga, atau ya memang sekedar keputusannya saja untuk itu. Bisa jadi banyak lagi alasan yang jauh lebih baik dari yang kita pikirkan, ga menutup kemungkinan juga lebih buruk. Tapi, apa urusan kita?
Ada orang yang semua serba cepat, orang sekitar masih juga mengomentari ini itu berdasarkan pendapat mereka masing-masing. Terlalu banyak doktrin buruk yang biasa ditanamkan sesama. Misal, yang sering terlontar dari senior ke junior.
Ketika SMA pengen cepet kuliah:
"Buru-buru pengen kuliah? Belum aja ngerasain kuliah. Ga enak kuliah tuh banyak tugas, ga pernah ada waktu tidur cukup"
Ketika tugas lagi banyak waktu kuliah:
"Baru tugas gitu doang, belom skripsi (lanjut deskripsi menakutkan susahnya skripsi)"
Ketika pengen cepet lulus:
"Ngapain cepet lulus, kerja tuh ga enak, ga kaya kuliah"
Like... what?
Dalam hidup mereka ga pernah ada satu proses pun yang mereka alami dengan ga merasa terbebani gitu? membahagiakan? menikmati? semua aja dibilang susah, beban, cape, ga enak, dan ke-negatif-an lainnya.
Menanam mindset yang keliru, bukan?
Apa salahnya gitu ngasih pandangan juga dari sisi yang positif?
Kapan generasi baru punya karakter dan mindset yang beda kalo terus ditanem 'judgment' yang ga baik sebelum dia terjun ke dalemnya sendiri. Banyak loh orang yang ga jadi terjun cuma gara-gara 'judgment' sampah itu. Cuma orang yang ga paham apa yang dia kerjain di hidupnya yang masih ngasih 'judgment' kaya gitu ke juniornya.
Balik lagi. Semua orang punya pilihan masing-masing untuk hidup mereka kedepannya. Ga semua mesti jadi apa yang dipikirkan oleh orang lain. Ada pembeda antara saran, dan pemaksaan keputusan. Asal sama-sama bahagia, kenapa ngga?
Kita harus banyak belajar menghargai perjalanan orang lain, merasa senang ketika orang lain senang dengan keputusan dan tujuan yang sudah dia pilih. Biar jauh dari penyakit hati. Biar jauh dari sikap yang seakan-akan apa yang kita pandang sebagai tujuan terbaik dalam hidup, semua orang tuh harus punya pandangan yang sama.
Mau semua serba cepat, atau semua serba terlambat, semua berhak jadi manusia hebat, kan?
Ada orang yang semua serba cepat, orang sekitar masih juga mengomentari ini itu berdasarkan pendapat mereka masing-masing. Terlalu banyak doktrin buruk yang biasa ditanamkan sesama. Misal, yang sering terlontar dari senior ke junior.
Ketika SMA pengen cepet kuliah:
"Buru-buru pengen kuliah? Belum aja ngerasain kuliah. Ga enak kuliah tuh banyak tugas, ga pernah ada waktu tidur cukup"
Ketika tugas lagi banyak waktu kuliah:
"Baru tugas gitu doang, belom skripsi (lanjut deskripsi menakutkan susahnya skripsi)"
Ketika pengen cepet lulus:
"Ngapain cepet lulus, kerja tuh ga enak, ga kaya kuliah"
Like... what?
Dalam hidup mereka ga pernah ada satu proses pun yang mereka alami dengan ga merasa terbebani gitu? membahagiakan? menikmati? semua aja dibilang susah, beban, cape, ga enak, dan ke-negatif-an lainnya.
Menanam mindset yang keliru, bukan?
Apa salahnya gitu ngasih pandangan juga dari sisi yang positif?
Kapan generasi baru punya karakter dan mindset yang beda kalo terus ditanem 'judgment' yang ga baik sebelum dia terjun ke dalemnya sendiri. Banyak loh orang yang ga jadi terjun cuma gara-gara 'judgment' sampah itu. Cuma orang yang ga paham apa yang dia kerjain di hidupnya yang masih ngasih 'judgment' kaya gitu ke juniornya.
Balik lagi. Semua orang punya pilihan masing-masing untuk hidup mereka kedepannya. Ga semua mesti jadi apa yang dipikirkan oleh orang lain. Ada pembeda antara saran, dan pemaksaan keputusan. Asal sama-sama bahagia, kenapa ngga?
Kita harus banyak belajar menghargai perjalanan orang lain, merasa senang ketika orang lain senang dengan keputusan dan tujuan yang sudah dia pilih. Biar jauh dari penyakit hati. Biar jauh dari sikap yang seakan-akan apa yang kita pandang sebagai tujuan terbaik dalam hidup, semua orang tuh harus punya pandangan yang sama.
Mau semua serba cepat, atau semua serba terlambat, semua berhak jadi manusia hebat, kan?
0 komentar:
Post a Comment